Bilamana taman meriah oleh mawar-mawar merah,
betapa cocoknya menyandingkannya dengan anggur
merah delima.
Aku heran, untuk apa mawar mengoyak pakaiannya?
Untuk cinta sang kekasih, kukoyak pakaianku sendiri
Bukankah mangsa yang malang menjerit akan
ketidakadilan.
Lalu kenapa meributkan halilintar jika korbannya
adalah aku!
Bagaikan tetes hujan di saat matahari terbit yang jatuh
menetes pada kelopak melati.
Pada pipi sang kekasih, air mataku bercucuran.
Tulip yang memerah di seluruh daratan bagaikan sebuah
batu delima.
Pencuri mana yang telah merampas intan milikku?
Pepohonan menebarkan wanginya dalam aroma bunga,
Hingga aroma Khotan tak bisa bernafas dalam kekeguman dari buku laila&majnun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar